Kamis, 30 Desember 2010


30 Desember 2010
Izinkan aku menggoreskannya untuk sastra arab...

Aku tak tahu untuk apa aku merangkai kata ini, yang aku tahu aku sudah merangkai waktu bersama kalian. Merajut asa dan harapan, membagi waktu sejenak untuk duduk bersama hanya sekedar mengais ilmu yang tak seberapa. Aku menuliskannya untuk kalian teman-temanku. Untuk segenap kawan yang ada bersamaku menapaki jalan yang suatu saat akan kusebut perjuangan.
 
“Keberhasilan kita tidak hanya diukur dari seberapa besar dan tinggi daratan impian yang bisa kita capai di akhir perjalanan, tetapi keberhasilan kita terutama dinilai dari kualitas perjalanan kita. Maka, bila kita menjaga kualitas perjalanan harian kita, maka kapanpun perjalanan itu berakhir, perjalanan kita akan berakhir dengan baik.”
(Hero-The Adorable Qualities in You)

Esok masih ada jalan-jalan setapak yang akan kita lalui, dan aku ingin menapakinya bersama kalian, bukan sendirian, bersama kalian untuk sebuah perjalanan berkualitas, untuk sebuah akhir perjalanan yang indah apapun hasilnya.

-aku menuliskan ini setelah tersedu sedan sendiri, setelah memberi nilai C di raport tahunan pribadiku, setelah mengingat kalian kawan-kawanku, setelah merancang impian indah untuk tahun depan, dan sebelum aku menyelesaikan tugas-tugas UAS-

*ketikalelahtakjuapergidariku*

Selasa, 07 Desember 2010

هذا عام جديد....
Selamat tahun baru. Tak apalah aku menyelamati diriku sendiri.

Hari ini semoga aku bisa nengokin intan di RS Panti Rapih Elisabeth lantai 1 kamar 108.
Ahad kemarin, pertama kali aku nengokoin intan pascaoperasi. Dada aku terasa sakit, seperti ada yang mengambil oksigen di paru-paru aku. Aku tak sanggup melihat intan terbaring lemah, rambut di kepalanya sudah tak ada. Selang banyak menempel di badannya. Untuk beberapa saat aku masih sanggup melihatnya. Dan ketika tak sanggup lagi mataku menahan tangis, aku berbalik keluar dari kamarnya. Menangis. Aku menangis sesenggukan. Jilbab aku basah untuk menyeka tangisku. Tak peduli apa kata orang, yang pasti aku hanya ingin menangis. Sedih, sedih banget melihat sahabat aku dengan keadaan yang aku sendiri tak pernah membayangkan akan ada episode hidup aku seperti ini jadinya. Tumor di otaknya sudah berhasil diangkat. Namun itupun belum sanggup membuat aku tenang. Bagaimana tidak? Dari kepalanya saja terpasang selang yang aku tahu isinya adalah darah, di kakinya terpasang infus, dan alat bantu untuk bernafas masih tertempel di hidungnya. Wajah ceria intan yang setiap hari aku lihat kini tak ada lagi, berganti wajah pucat yang sedang menahan sakit. Sakit yang tak pernah terbayang dalam otak kami sebelumnya. Seharusnya aku malu sama intan, dia begitu tegar menghadapi ini, semangatnya tinggi, tak pernah dia menangis di depan kami. Meski aku tahu di kedalaman batinnya dia sedih dan bahkan sangat teramat sedih. Aku menulis ini masih dengan menahan tangis, dadaku masih sesak mengingat intan. Allah.. aku tahu ada rencana indah setelah ini, ada bahagia menunggu kami, ada sayang dari-Mu untuk intan, untuk kami semua keluarganya, sahabatnya. 


1431 Hijriyyah berlalu, ditutup dengan hujan seharian. Aku menutupnya dengan sayyidul istighfar dan doa akhir tahun. Hambar rasanya ketika aku menutup akhir taun ini sendirian, tak seperti tahun-tahun lalu ketika aku doa bersama-sama memohon ampun, meminta keselamatan. Aku berdoa sendirian, berharap hujan turut mengamini doa aku. 

1432 Hijriyyah menyambut, masih dibuka dengan rinai hujan. Aku awali dengan basmalah, semoga tahun ini aku lebih baik dari tahun sebelumnya. Bermodal niat untuk menjadi seseorang yang lebih baik lagi, meski realisasinya sendiri adalah tak mudah. Semoga niat ini tak goyah digerus ruang dan waktu.

-ditemani menghapus jejakmu by peterpan-
-bersenandung untuk seseorang yang aku ingin dia enyah dari otak dan hatiku-
biar hujan menghapus jejakmu.